Rabu, 03 April 2013
Hikmah syukur memasuki rumah baru
HIKMAH SYUKUR MEMASUKI RUMAH BARU
Tentunya yang pertama kali kita lakukan adalah bersyukur kepada Allah atas nikmat rumah baru tersebut, nikmat yang tidak semua orang bisa mendapatkanya. Hakikat syukur ini menurut Ibnul Qayyim adalah tampaknya bekas-bekas dari nikmat Allah tersebut pada lisan hamba-Nya, memuji dan mengakui pada hatinya, bersaksi dan mencintai sedangkan pada anggota tubuh adalah tunduk dan taat. Syukur ini tegak diatas lima prinsip :
1. Ketundukan orang yang bersyukur kepada pihak yang diberikan rasa syukurnya.
2. Mencintainya.
3. Mengakui nikmatnya
4. Memujinya.
5. Tidak menggunakannya dalam sesuatu yang tidak disukainya.
Lima prinsip tersebut adalah dasar syukur dan pondasi bangunanya. Ketika hilang satu prinsip darinya maka hilang pula dasar dari syukur. Setiap pembicaraan tentang syukur akan kembali kepada prinsip-prinsip tersebut dan berputar disekitarnya. (Madarij as Salikin juz II hal 244). Syukur menjadi ciri khas orang beriman ketika mendapatkan kesenangan sebagai bentuk penghambaannya kepada Sang Pemberi nikmat, Allah swt. Sebagaimana diriwayatkan Imam Ahmad dari Shuhaib ia berkata; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Saya terkagum akan perkara seorang mukmin, sesungguhnya seluruh perkara orang mukmin itu adalah baik baginya, dan keadaan itu tidak ada pada seorang pun kecuali pada orang mukmin. Jika ia mendapatkan kemudahan, maka ia bersyukur, dan hal itu adalah kebaikan baginya. Dan jika ia tertimpa kesempitan, maka ia akan bersabar, dan hal itu juga merupakan kebaikan baginya." Firman Allah swt : وَاشْكُرُواْ نِعْمَتَ اللّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ ﴿١١٤﴾ Artinya : “Dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. An Nahl : 114)
Lima prinsip syukur diatas itulah yang harus kita lakukan terhadap rumah baru pemberian Allah tersebut. Dengan syukur tidak hanya rumah baru yang kita dapatkan di dunia namun juga pahala dari-Nya di akherat. وَسَيَجْزِي اللّهُ الشَّاكِرِينَ ﴿١٤٤﴾ Artinya : “Dan Allah akan memberi Balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS. Ali Imran : 144) Selain ungkapan-ungkapan syukur tersebut baik melalu lisan, hati maupun anggota tubuh maka dianjurkan pula untuk mengucapkan beberapa doa berikut baik bagi yang ingin memasuki rumah baru ataupun selainnya, diantaranya :
1. ‘A’AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ. (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan). Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Sa’d bin Abi Waqqash berkata; aku mendengar Khaulah bintu Hakim As Sulamiyyah berkata; aku mendengar Rasululullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang singgah pada suatu tempat kemudian dia berdo’a: ‘A’AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ (Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna dari kejelekan apa saja yang Dia ciptakan), ‘ niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga di pergi dari tempat itu."
2. ‘ALLAHUMMA INNII AS`ALUKA KHAIRAL MAULAJ WA KHAIRAL MAKHRAJ BIMILLAH WALAJNAA WA BISMILLAHI KHARAJNAA WA ‘ALAALLAHI RABBINAA TAWAKKALNAA (Ya Allah, sesungguhnya aku minta kepada-Mu kebaikan tempat masuk dan tempat keluar. Dengan menyebut nama Allah, kami masuk (rumah) dan dengan menyebut nama Allah kami keluar). Meskipun doa ini tidaklah dikhususkan bagi seorang yang menempati rumah baru saja. Abu Daud meriwayatkan dari Abu Malik Al Asy’ari ia berkata, "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Jika seorang laki-laki masuk ke dalam rumahnya hendaklah ia membaca: ‘ALLAHUMMA INNII AS`ALUKA KHAIRAL MAULAJ WA KHAIRAL MAKHRAJ BIMILLAH WALAJNAA WA BISMILLAHI KHARAJNAA WA ‘ALAALLAHI RABBINAA TAWAKKALNAA (Ya Allah, sesungguhnya aku minta kepada-Mu kebaikan tempat masuk dan tempat keluar. Dengan menyebut nama Allah, kami masuk (rumah) dan dengan menyebut nama Allah kami keluar). ‘ Setelah itu hendaklah mengucapkan salam kepada keluarganya."
3. Mengucapkan kalimat “MAASYA ALLAH LAA QUWWATA ILLA BILLAH” sebagaimana disebutkan didalam firman-Nya artinya : “Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).” (QS. Al Kahfi : 39) Ibnul Qoyyim mengatakan,”Bagi seseorang yang memasuki kebun atau rumahnya lalu melihat harta dan keluarganya yang membuatnya kagum hendaknya bersegera mengucapkan kalimat tersebut (diatas) maka ia tidak melihat didalamnya keburukan. Dari Anas berkata : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,”Tidaklah Allah memberikan nikmat kepada seorang hamba suatu nikmat didalam keluarga, harta dan anaknya dan mengatakan “Maasya Allah La Quwwata Illa Billah” lalu dia melihat didalamnya suatu becana kecuali kematian.” Juga dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam apabila beliau melihat sesuatu yang ia senangi, beliau mengucapkan: "ALHAMDULILLAHILLADZI BINI’MATIHI TATIMMUSH SHAALIHAAT (Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya semua kebaikan menjadi sempurna) dan apabila melihat sesuatu yang dibenci, beliau mengucapkan: "ALHAMDULILLAHI ‘ALA KULLI HAAL (Segala puji bagi Allah atas setiap keadaan)." (Al Wabil ash Shoib hal 165)
4. Dianjurkan pula untuk dibacakan didalamnya surat al Baqarah sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya syetan itu akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al Baqarah." Demikian yang dapat kami sampaikan semoga bermanfa’at,
Wassalamu'alaikum wr wb Pa Yasa. Mumunggang Ds. Ciranjeng Kab. Majalengka
Selasa, 02 April 2013
Ngertakeun Iket Sunda warisan karuhun
IKET SUNDA WARISAN PARA KARUHUN
Assalamualaikum Wr. Wb Iket Sunda merupakan salah satu kelengkapan busana bangsa Sunda yang digunakan pria sebagai penutup kepala. Iket Sunda dibuat dari kain batik yang dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi model-model yang khas sebagai penutup kepala di daerah Sunda. Pada umumnya dipakai oleh masyarakat umum yang disebut cacah atau somah. Model-model iket Sunda memiliki nama yang diasosiasikan dengan alam lingkungan masyarakat Sunda seperti Barangbang Semplak atau Mantokan, Parékos atau Paros yang terdiri dari Parékos Nangka atau Kebo Modol, Parékos Jéngkol, Lohen atau Paltén, Tutup Liwet atau Duk Liwet. Selain itu dikenal pula nama Porténg dan Kolé Nyangsang. Kain iket yang wujudnya simple, hanya berbentuk segiempat dan berukuran kira-kira kurang 1 Meter dari bahan batik, pada zaman dulu kala ikat kepala ini sangat multifugsi. Kegunaannya sebagai penutup kepala, peranti pengusir roh jahat, pembawa barang, sampai dengan derajat sosial seseorang. Iket, dewasa ini, malah sudah beralih fungsi menjadi pernak-pernik/aksesoris yang sedang digandrungi oleh anak- anak muda di tatar sunda. Mudah-mudahan dengan maraknya penggunaan iket sunda ini dapat menjadi pencapaian bahwa generasi muda khususnya nonoman sunda (remaja sunda) masih sangat peduli dengan adat budaya sunda dalam kehidupannya sehari-hari. Mengenakan ikat sunda ini berarti mencirikan bahwa kita sebagai orang yang peduli dalam melestarikan budaya sunda.
Dibawah ini ada beberapa nama dari cara memakai (bentuk) iket diantaranya:
1. Barangbang semplak, iket ini seperti barangbang (dahan kering) yang patah tapi masih nempel dipohon. Culannya hampir menutupi mata. Bagian atasnya terbuka (terlihat rambut). Bisanya iket model ini dulu dipakai oleh para jawara.
2. Julang ngapak, bentuk iket ini seperti sayap burung terbang. Dipakai oleh para orang tua.
3. Kekeongan (di Banten disebut borongsong keong), bentuknya mirip seperti keong.
4. Kuda ngencar, iket yang culanya dibelakang, ngampleh (tergerai) ke bawah. begitu mau ke bagian ujung (melengkung) naik lagi ke atas.
5. Maung heuay, bentuk iket ini seperti mulut harimau yang sedang nganga (terbuka).
6. Parekos nangka, bentuk iket ini sangat sederhana (basajan). Biasanya dipakai oleh orang yang sedang tergesa-gesa.
7. Porteng, iket yang culanya berdiri di depan, dan ujung-ujung kainnya digulung ke belakang.
8. Talingkup, iket yang culanya didahi sampai menutupi mata. Talingkup artinya bisa menutupi.
9. Selain jenis yang digunakan diatas masihbanyak lagi jenis iket sunda lainnya seperti buaya ngangsar, koncer, porteng, kole nyangsang, dan lain-lain.
Bagi Anda yang masih kurang percaya diri dalam mengenakan iket sunda, cobalah mengenakannya pada saat mengunjungi acara-acara tradisional sunda dulu bersama teman-teman. Mungkin setelah itu Anda akan mulai terbiasa menggunakannya. Dan siapa tau Anda menjadi 'trendsetter'-nya. Saat ini banyak nonoman sunda yang terlihat memakai iket sunda disejumlah acara musik. Sekedar tips dari saya, cobalah memakai iket sunda dangan cara yang lebih modern. Tidak hanya diperuntukan bagi kaum pria saja, tentunya wanita pun dapat memakainya. Sekedar saran untuk wanita, gunakanlah seperti menggunakan bandana. Saya ucapkan 'SALUT' terhadap remaja sunda yang dengan peuh percaya diri memakai iket sunda dalam kesehariannya. Dengan meggunakan iket, menunjukan kepada khalayak lain bahwa kita sangat peduli terhadap pelestaria budaya Sunda. Terakhir, Marilah kita bersama-sama memakai ikat sunda, akuilah ini budaya kita sebelum dicuri oleh negara tetangga, selain merupakan gaya, itung-itung kita bersama-sama melestarikan budaya sunda agar terus jaya sampai 'saat terakhir'. Demikian semoga bermanfaat Wassalam, Payasa Mumunggang Ds. Ciranjeng Kab Majalengka.
Langganan:
Postingan (Atom)